My Dear...

Selasa, 22 Januari 2013 Pukul 09.37 Dear ..... Kosong dan hampa. Hampir seperti malam sunyi . Kelam menyelimuti diri. Riuh rendah suara menghampiri telingaku. Ana tetap saja terpekur menekuni buku bacaannya. Suara memekik di dalam hati “ Tuhan....bagaimana bisa aku seperti ini?” Kulalui malam dengan kepura-puraan kosong. Tersenyum dengan bahagia, memperdulikan teman meski hati tak suka, mengerjakan segala sesuatu yang membuatku lelah dan akhirnya datang SMS dari seorang teman. Si Korkor. “lagi galau yah?” tulisan sms dari seberang. Ah....kenapa si korkor tahu hatiku. Beberapa menit kami SMSan akhirnya aku tertawa dengan kencangnya akibat SMS lucunya. Akhirnya aku tertidur dengan pulasnya. Terima kasih temanku karena membantuku secara tak langsung ucapkanku dalam tidurku. Pagi telah tiba, kuputuskan untuk datang ke sekolah meski aku tahu bahwa yang akan aku kerjakan hanya duduk dan memainkan tuts Heandphoneku. Rinai hujan pun datang menyapa tapi tak mengundurkan niatku untuk tetap ke sekolah. Apa yang aneh denganku? Sesungguhnya secara diam-diam aku melarikan diri dari ketidaksukaanku pada temanku, pada kekasihku,dan pada lingkunganku. Aku berusaha keras untuk menyukai teman serumahku...tepatnya teman dimana nanti aku tinggal dengannya. Teman dimana nanti aku akan numpang tinggal di rumahnya. Jadi karena semua itu aku berusaha keras..sangat keras untuk menyukainya. 3 bulan serumah dengannya tapi tetap saja aku dan dia tak punya chemistry. Dia asing bagiku. Dia seseorang yang tidak membuatku nyaman. Kemudian, Aku dan kekasihku renggang seperti senar gitar yang longgar. Bunyinya cepreng. Bagaimanapun kerasnya aku berusaha bersama kembali tetap saja kosong. Aku terluka dengan sikapnya. Sampai masih kurasa bahwa aku lemas dan gemetaran karena pedihnya hatiku. Tak bisa kulupa begitu saja rasa sakit dan bayangan buruk di kepalaku, jadi kuputuskan untuk mengakhiri hubungan secara diam-diam. Aku dan lingkunganku, sebenarnya nyaman tapi bagaimana pun menyenangkan rumah orang lain akan tetap menyenangkan rumah sendiri meski didalamnya tak ada apa-apa. Pagi ini, karena kukira teman serumahku yang akan mengantarku ke sekolah tapi ternyata dia menitipkan aku pada seseorang lainnya. Dia tersenyum lagi dan aku kosong lagi. Hatiku tak berkata apa-apa. aku berusaha berkata “Aku baik-baik saja”. Sepanjang jalan aku berusaha membuat hatiku nyaman dengan si Ach-hung. Kami bercerita dan tertawa. Aku tahu bahwa tawaku hambar pagi ini. Terima kasih teman....telah membantuku. Sesampai di Sekolah aku mulai merasa sedih. Tiba-tiba aku merindukan rumahku, Kamarku, Ibuku, ayahku, kakakku dan teman-temanku. Menangis sesegukan secara diam-diam. Perih hatiku. AKU MEMILIH TAK PULANG.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JENIS KATA BAHASA INDONESIA

Pembentukan Kata Bahasa Indonesia

RENUNGAN