Pembentukan Kata Bahasa Indonesia

TATA PEMBENTUKAN KATA

A.                                        BENTUK KATA
1.      Pengertian Kata
Kata adalah kesatuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dan melambangkan satu pengertian. Satuan kata yang sudah diterapkan dalam stuan kalimat, maka kata tersebut tidak mempunyai arti yng lepas lagi, tetapi sudah merupakan kesatuan yang saling berhubungan mendukung arti atau makna kalimat setiap perubahan bentuk kata akan membawa perubahan fungsi dan arti kata.
Pada awalanya, kata yag ada dalam bahasa indonesia adalah kata dasar. Oleh karena tidak dapat menampung semua maksud, kata dasar tersebut mengalami berbagai perubahan seperti:
-          Perubahahan kata turunan (Afiksasi)
-          Perubahan gejala (Gejala Bahasa)
-          Penjumlahan (Kata Majemuk)
-          Perulangan (Kata Ulang)

2.      Kata Turunan (Kata Jadian)
Kata turunan atau kata jadian adalah kata yang sudah mengalami proses morfologi, yaitu kata dasar yang sudah mendapat imbuhan, perulangan, atau penambahan kata lain.
Ada 3 jenis kata turunan atau kata jadian, yaitu:
a.       Kata berimbuhan yaitu bentuk kata turunan dengan penambahan imbuhan (afiks) terhadap kata dasar.
b.      Kata ulang, yaitu bentuk kata turunan yang berbentuk dengan perulangan kata.
c.       Kata Gabung, yaitu bentuk kata turunan yang berbentuk dengan persenyawaan dua buah kata atau lebih sehingga menumbuhkan arti baru.

3.      Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami pengimbuhan (afiksasi)
Menurut posisinya, imbuhan (afiks) dapat dibedakan atas empat jenis,
a.       Awalan (Prefiks), yaitu bentuk morfem terikat yang dibubuhkan di awal kata, baik kata dasar, maupun kata itu sudah merupakan kata jadian.
Awalan-awalan dalam bahasa indonesia,antara lain : Me-(N), ber-, ter-, ke-, se-, di-, pe- (N), per-, maha-.
b.      Sisipan (Infiks), yaitu bentuk morfem terikat yang dibubuhkan atau lebih tepat disisipkan di tengah kata dasar.
Ada 3 jenis sisipan dalam bahasa indonesia, yaitu sisipan –er, el-, -em-,.
c.       Akhiran (Sufiks) yaitu, bentuk morfem terikat yang dibutuhkan pada akhir kata, baik itu kata dasar, maupun kata jadian.
Akhiran-akhiran yang ada dalam bahasa indonesia, antara lain : -an, -kan, -i, -ku, -mu, -nya, -wan, -man, -wati, -lah, -kah.
d.      Imbuhan gabung (Konfiks), yaitu bentuk morfem terikat yang dibubuhkan secara gabungan antra awalan ,sisipan, dan akhiran.
Cara-cara membentuk imbuhan gabungan dapat dilakukan sebagai berikut.
1)      Gabungan awalan dan awalan, seperti memper-, seper-, seke-, diper-, dan sebagainya.
Contoh:
Memper + kuat = Memperkuat
Seper + empat  = Seperempat
Seke + hendak = Sekehendak
Diper + panjang = Diperpanjang
2)      Gabungan awalan dan sisipan, seperti : meng-, el-, -em-, dan sebagainya.
Contoh:
Meng-el + getar  = Menggeletar
Ber-em + guruh = Bergemuruh
Ber-er + gigi = Bergerigi
3)      Gabungan awalan dan akhiran, seperti : ke-an, me-i, me-kan, dan sebagainya.
Ke-an + duduk = Kedududkan
Me-i + lebih = Melebihi
Me-kan + tiru = Menirukan
4)      Gabungan sisipan dan akhiran, seperti: -em-an.
Contoh:
5)      Gabungan awalan, sisipan, dan akhiran, seperti: Ber-em-an.
Contoh:
Ber- em-an : bergemerlapan
6)      Gabungan awalan, awalan, dan akhiran, seperti: memper-i, keter-an, dan sebagainya.
Contoh :
Mem-per-i + baik = Memperbaiki
Ke-ter-an + batas = Keterbatasan
di-ter-kan + tawa = ditertawakan

4.      Kata Ulang (Reduplikasi)
Kata Ulang (reduplikasi) adalah kata yang mengalami proses pengulangan, baik sebagian ataupun seluruhnya dengan disertai perubahan-perubahan bunyi ataupun tidak.
a.       Jenis – jenis Kata Ulang
Dalm bahasa indonesia kata ulang terbagi ke dalam 4 jenis.
1)                          1)   Perulangan seluruh bentuk dasar
Perulangan ini disebut juga perulangan utuh dwilingga. Perulangan utuh ada dua macam:
Pertama, perulangan terhadap kata dasar.
Kedua, perulangan terhadap kata berimbuhan.
Contoh:
Rumah rumah-rumah   perumahan-perumahan
Lari    -- lari-lari                Pelari-pelari
Pagi    -- pagi-pagi
Merah -- merah-merah
2)                                                    2) Perulangan berimbuhan
Imbuhan tersebut ada yang melekat pada komponen pertama dan ada pula yang melekat pada kmponen keduanya.
Contoh:
Tiga : ketiga-tiganya
Kecil : sekecl-kecilnya
Catatan: ada sebagian ahli menggolongkan contoh-contoh kata berimbuhan di atas ke dalam jenis perulangan sebagian.
3)                                                      3) Perulangan berubah bunyi atau salin suara
Perubahan bunyi itu ada yang terjadi pada vokal dan ada pula yang pada konsonan
Contoh:
Warna :warna-warni
Gerak : gerak-gerik
Sayur : sayur-mayur
Lauk lauk-pauk
4)                                                     4)    Perulangan sebagian
Perulangan yang terjadi hanya pada sebagian bentuk dasar. Perulangan ini disebut juga dwipurwa. Contoh jenis perulangan ini adalah pepohonan dan leluhur.
Di samping itu, dikenal pula istilah kata ulang semu. Contohnya, Kupu-kupu. Kura-kura, dan Uur-ubur. Kata-kata tersebut sesungguhnya bukan kata ulang. Kata-kata tersebut tidak memiliki bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia tidak dikenal adanya kata kupu, kura, dan ubur.
                                         b.   Makna Kata Ulang
Kata ulang memiliki makna-makna sebagai berikut.
1)      Banyak tak tentu, Contoh : rumah-rumah, anak-anak, pohon-pohon.
2)      Banyak dan bermacam-macam, contoh : buah-buahan, sayur-sayuran.
3)      Menyerupai atau tiruan dari sesuatu, contoh : mobil-mobilan, kuda-kudaan.
4)      Agak atau melemahkan sesuatu yang disebut pada kata dasar, contoh : kekanak-kanakan, pening-pening.
5)      Saling berbalasan (resiprokal), contoh : tolong-menolong, bersalam-salaman.
6)      Menyatakan sangat/sungguh, Contoh: besar-besar cantik-cantik pintar-pintar, sehat-sehat.
7)      Menyatakan santai/senang, contoh: membaca-baca, berjalan-jalan, tidur-tiduran, minum-minuman, duduk-duduk.
8)      Menyatakan terus-menerus, contoh : bertanya-tanya, mencari-cari, mengejar-ngejar, berpikir-pikir.
9)      Menyatakan makin atau bertambah, contoh :  meluap-luap, berkobar-kobar.
10)  Menyatakan beberapa/ waktu, contoh : berminggu-minggu, bertahun-tahun, berhari-hari, berjam-jam.
11)  Kolektif (gabungan), contoh : emapt-empat, kedua-duanya.

5.      Kata Berklitika
Kata berklitika adalah kata yang mengandung klitika, baik pada bagian awal, maupun pada bagian akhir kata. Klitika pada awal kata : ku- dan kau-. Sedangkan klitika pada akhir kata: -ku, -mu, -nya, -kah, dan –pah.

6.      Kata Majemuk
Kata majemuk adalah penggabungan dua kata atau lebih sedemikian rupa sehingga merupakan kombinasi yang tidak terpisahkan (menumbahkan arti baru). Kata majemuk tidak menonjolkan arti tiap kata, tetapi gabungan kata itu secara bersama-sama membentuk suatu makna baru.
Kata majemuk yang telah melebur menjadi kata baru dan sudah senyawa, yang morfem dasarnya sama sekali tidak menonjol, disebut  kata majemuk senyawa.
Contoh : mahasiswa, mahaguru, matahari, bumiputra.
                  Ditinjau dari segi kelas kata/ jenis kata yang membentuknya, kata majemuk terdiri atas:
a.                                            a.  Kata benda dan kata benda
                       Contoh : anak emas, kapal laut, kepala batu, sapu tangan, pelabuhan udara.
b.                                    b. Kata benda dan kata kerja
                       Contoh : meja tulis, meja makan, kapal terbang, papan tulis.
c.                      c.  Kata benda dan kata sifat
                       Contoh : sekolah tinggi, orang tua, rumah sakit, anak pandai.
d.                      d. Kata sifat dan kata bend
                       Contoh: tinggi hati, rendah hati, besar kepala, panjang tangan.
f.                                       e. Kata sifat dan kata sifat
                       Contoh : cerdik pandai, lemah lembut, tinggi besar.
g.                       f. Kata bilangan dan kata benda
                       Contoh: dwiwarna, pancaindra, saptamarga.
h.                       g. Kata kerja dan kata kerja
                       Contoh: Pulang pergi, keluar masuk, naik turun.
                   Ditinjau dari segi hubungan kata yang membentuknya, kata majemuk dapat dibedakan menjadi:
a)      Morfem pertama merupakan prefiks.
Contoh: prasejarah, praduga, prasarana.
b)      Morfem pertama merupakan pangkal kata
Contoh: kapal laut, rumah ibadat, meja tulis.
c)      Morfem kedua merupakan pangkal kata
Contoh: mahaguru, bumiputera, purbakala.
d)     Morfem pertama dan kedua mempunyai hubungan sederajat.
Contoh: tua muda, pulang pergi. Naik turun, sanak saudara, ayah bunda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JENIS KATA BAHASA INDONESIA

RENUNGAN